Minggu, 23 Januari 2011

penggeseran budaya

nama ; agung hermawan
NIm :08611011

Pertama-tama marilah kita panjatkan fuji serta sykur kehadirat alloh swt yang mana atas berkat rahmat dan karunianya kita senantiasa bisa melakukan aktifitas sebagai mana mestinya ,tak lupa solawat serta salam kita limpah curahkan kepada Revolutioner umat manusia sedunia yakni nabi muhamad saw ,kepda keluarganya ,shabatnya ,para wali, para suhada para solihin dan muadah-mudahan sampailah pada kita selaku umatnya yang patuh taat akan ajarannya amien,,,,
Akhrinya blog buat study masyarakat Indonesia untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah oleh dosen Drs ana maulana M.P.d dengan berbagai referensi yang ada dan diskusi-diskusi yang saya lakukan dengan teman mahasiswa.
Indonesia di jajah oleh belanda hampir ½ abad atau 350 tahun lamanya ,dijajah oleh jepang 3,5 tahun.banyak tragedi-tregedi di Indonesia yang tercatat oleh sejarah untuk merebut kedaulatan atau kemerdekaan pada 17 agustus 1945 akhirnya Indonesia merdeka dan berdaulat. Saya disini bukan mau membahas maslah sejarah kemerdekaan akan tetapi efek dari penjajahan yang sedikitnya telah melekat dari bangsa Indonesia dan mempengaruhi masyarakat Indonesia pada umumnya dari mulai aspek social budaya dan pola pikir masyarakat bangasa Indonesia juga berdampak terhadap pola-pola pemikiran memtalited bangsa yang sampai sekarang kita rasakan bahwa banyak dampak dari hal itu , dari mulai nilai-nilai kebudayaan agama dan sebagainya.
Di jaman sekarang ini dengan penggeseran budaya dampak dari globalisasi yang tidak disaring atau di topang oleh nilai agama dan nilai kebudayaan asli ,banyaknya mengakibatkan mombroknya moral dari lingkungan remaja ,muda atau mudi serta tataran masyarakt juga yang mungkin tidak disadari bahwa sedikit demi sedikit pola kehidupan dan kebudayaan sudah mengalami pengggeseran kebudayaan. Salah satu bukti dari hal itu kalau kita lihat dari perkembangan remaja sekarang dengan gaya sikap,sifat dan prilaku itu sudah tidak normal layaknya kebudayaan aslinya dan bahkan surevai dilakukan di jawa barat 62,7% anak smp/smu sudah tidak perawan lagi bahkan maraknya gang motor yang sangat-sangat meresahkan warga itu tercatat anak remaja sekolah. memang kemajauan iptek itu sangat membantu kita dalam memudahkan segala hal dalam kehidupan dan perkembangan manusia, akan tetapi kalau dengan perkembangan iptek tersebut tidak didasari dengan penyariangan yang kurang kuat akan mengakibatkan pengkikisan nilai budaya dan agama.
Kalau kita pahami dari mudahnya informasi salah satunya median elktronik yaitu televisi , masyarakat Indonesia menjadi propagadis seolah-olah semua tayangan yang ada ditelevisi itu menbangun karakter dan pribadi dari apa yang mereka lihat dari media tersebut. Factor orang tua lah yang mampu mengarahkan terhadap hal itu ,orang tua adalah komponen pembanguna kepribadiaan remaja agar menanamkan nialai agama yang dapat menfilterisasi.

Mentalitas bangsa kita Indonesia bila dikaji terbagi dengan beberapa factor yang mempengaruhi pembangun metalitas masyarakat Indonesia yaitu :
Di pengaruhi oleh sejarah karena bangsa kita Negara yang pernah dijajah membuat mental masyarakat menjadiKonsep atau politik belanda pada waktu menjajah ialah
Kacaukan dan hancurkan “adu domba”
Di Indonesia angka kemiskinaan tidak akan musnah karena itu menjadi satu alat politik yang dimanfaatkan oleh para elit politik

Dipengaruhi oleh letak gogarfis Indonesia bercuaca tropis dengan hanya 2 musim saja yaitu hujan dan kemarau , nah… itu berdampak terhadap mental msayarakat yang menimbulkan kemalasan ,nyatai dengan kesuburan tanah bahkan katanya bukan lautan tapi kolam susu tongkat kayu pun bisa jadi bahan makanaan dan hal itu yang membuat masyarakat yang ditempat seperti itu menjadi kemalasan/nyatai-nyatai,,.. beda halnya dengan yang empat musim atau enam musim masyarakat yang berada di empat/enam musim itu lebih menyiapkan kehidupanya dengan musim tersebut dan cenderung mereka-mereka hidup dengan lebih giat dan selalu menyiapkan menimbun bahan makanan untuk menempuh musim selanjutnya.
Saya kutif dari kawan lain Dalam filsafat Pancasila juga disebutkan bahwa ada 3 (tiga) tingkatan nilai, yaitu nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis.
Nilai dasar
Nilai yang mendasari nilai instrumental. Nilai dasar yaitu asas-asas yang kita terima sebagai dalil yang bersifat sedikit banyak mutlak. Kita menerima nilai dasar itu sebagai sesuatu yang benar atau tidak perlu dipertanyakan lagi.
Nilai instrumental
Nilai sebagai pelaksanaan umum dari nilai dasar. Umumnya berbentuk norma sosial dan norma hukum yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam peraturan dan mekanisme lembaga-lembaga negara.
Nilai praksis
Nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan. Nilai praksis sessungguhnya menjadi batu ujian, apakah nilai dasar dan nilai instrumental itu benar-benar hidup dalam masyarakat Indonesia.